Vaksinasi Dewasa: Booster Imunitas yang Sering Terlupakan Setelah Masa Sekolah

Banyak orang dewasa percaya bahwa setelah menerima serangkaian vaksin wajib di masa kanak-kanak dan sekolah, perlindungan imunitas mereka akan bertahan seumur hidup. Sayangnya, asumsi ini adalah kesalahan besar yang meninggalkan celah besar dalam pertahanan tubuh. Booster imunitas yang paling sering terlupakan di kalangan usia produktif adalah vaksinasi dewasa. Seiring bertambahnya usia, imunitas yang didapat dari vaksinasi masa lalu mulai memudar (waning immunity), sementara perubahan gaya hidup dan paparan kuman baru menuntut adanya Booster Imunitas rutin. Mengabaikan kebutuhan ini membuat seseorang rentan terhadap penyakit yang sebetulnya bisa dicegah, seperti batuk rejan, campak, atau influenza parah.

Kebutuhan akan Booster Imunitas pada orang dewasa didasari oleh dua faktor utama:

1. Kekebalan yang Melemah (Waning Immunity): Beberapa vaksin anak, seperti vaksin Tdap (Tetanus, Difteri, Pertussis/Batuk Rejan), tidak memberikan perlindungan seumur hidup. Kekebalan terhadap Pertussis, misalnya, dapat menurun drastis setelah 5 hingga 10 tahun. Batuk rejan pada orang dewasa memang tidak seserius pada bayi, tetapi dapat menyebabkan batuk yang melumpuhkan selama berminggu-minggu dan menularkannya pada bayi yang rentan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan rekomendasi pada 1 April 2025, bahwa setiap orang dewasa perlu menerima booster Tdap setiap 10 tahun.

2. Risiko Penyakit Baru Sesuai Usia: Seiring bertambahnya usia, risiko terhadap penyakit tertentu meningkat, sehingga diperlukan Booster Imunitas tambahan:

  • Vaksin Influenza: Virus influenza bermutasi setiap tahun, menuntut vaksinasi tahunan. Di lingkungan kerja yang padat, risiko penularan sangat tinggi. Pusat Kesehatan dan Kebugaran Karyawan di sebuah perusahaan swasta menetapkan hari Rabu pertama bulan Oktober sebagai hari wajib vaksinasi flu tahunan untuk seluruh karyawan.
  • Vaksin Herpes Zoster (Cacar Ular): Direkomendasikan untuk usia 50 tahun ke atas, karena risiko Shingles meningkat seiring melemahnya sistem imun yang disebabkan oleh penuaan.
  • Vaksin Pneumonia: Direkomendasikan bagi lansia dan orang dengan kondisi kronis (diabetes, jantung, paru-paru) untuk mencegah infeksi paru-paru yang parah.

Untuk memastikan masyarakat mendapatkan perlindungan yang berkelanjutan, Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyarankan check-up status vaksinasi saat general check-up tahunan. Melakukan tinjauan kartu vaksinasi masa lalu dengan dokter adalah Booster Imunitas non-medis yang sangat penting untuk mengetahui vaksin apa yang sudah kedaluwarsa atau terlewatkan.