Tantangan Tenaga Kesehatan: Kesiapan Fasilitas Hadapi Lonjakan Pasien di Musim Pancaroba

Musim pancaroba selalu menjadi periode kritis bagi sektor kesehatan di Indonesia. Fluktuasi cuaca ekstrem memicu lonjakan kasus penyakit infeksi seperti DBD dan ISPA, yang menempatkan tekanan besar pada sistem pelayanan. Tantangan utama yang dihadapi tenaga kesehatan adalah memastikan Kesiapan Fasilitas kesehatan, mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit rujukan. Hal ini mencakup ketersediaan tempat tidur, obat-obatan esensial, dan sumber daya manusia yang memadai. Koordinasi yang kuat dan perencanaan logistik yang matang adalah kunci untuk merespons krisis musiman ini secara efektif.

Kesiapan Fasilitas harus dimulai dari lini terdepan, yaitu Puskesmas, yang menjadi tujuan pertama pasien. Puskesmas harus diperkuat dengan stok obat-obatan rutin dan alat pemeriksaan cepat (rapid test), terutama untuk DBD. Sebagai contoh, Kepala Puskesmas fiktif “Sehat Sentosa”, dr. Rian Hidayat, M.Kes., telah mengeluarkan instruksi sejak minggu pertama Oktober 2025 untuk meningkatkan stok parasetamol, cairan rehidrasi oral (oralit), dan NS1 antigen test hingga 150% dari volume normal. Langkah proaktif ini diambil setelah mempertimbangkan data lonjakan kasus DBD pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tantangan berikutnya adalah Kesiapan Fasilitas rumah sakit rujukan. Lonjakan pasien DBD dengan gejala berat memerlukan ruang isolasi dan bed occupancy rate (BOR) yang memadai. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) fiktif “Karya Sehat” telah mengalokasikan 20 tempat tidur tambahan di bangsal khusus penyakit menular non-COVID-19. Pengaturan ini dimulai sejak tanggal 1 November 2025. Selain tempat tidur, ketersediaan cairan infus dan alat monitor vital yang memadai adalah hal yang sangat krusial.

Kesiapan Fasilitas juga meliputi sumber daya manusia. Dalam situasi lonjakan kasus, kebutuhan akan perawat dan dokter jaga menjadi berlipat ganda. Manajemen rumah sakit seringkali menerapkan sistem on-call bagi tenaga kesehatan cadangan. Hal ini untuk mengantisipasi penambahan jam layanan atau pembukaan bangsal darurat. Misalnya, RSUD “Karya Sehat” mencatat setidaknya ada 5 perawat dan 2 dokter yang berada dalam status siaga on-call setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, yang merupakan puncak kunjungan pasien.

Selain aspek medis, Kesiapan Fasilitas mencakup manajemen informasi. Petugas administrasi harus sigap dalam mengumpulkan data harian jumlah pasien ISPA dan DBD untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan fiktif setempat pada pukul 08.00 pagi setiap harinya. Data ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk memetakan penyebaran wabah. Sinergi antara ketersediaan sarana fisik, logistik obat, dan sumber daya manusia yang terampil adalah inti dari pelayanan kesehatan yang efektif saat menghadapi ancaman penyakit musiman.