Mengenal Lebih Dekat Penyakit Jantung Arteri: Apakah Ini Termasuk Penyakit Genetik Keturunan?

Di tengah beragam isu kesehatan jantung di Jakarta, penting untuk memahami apakah penyakit jantung arteri, atau lebih spesifik penyakit arteri koroner (CAD), memiliki komponen genetik yang signifikan. Meskipun faktor gaya hidup seringkali menjadi sorotan utama, peran penyakit genetik atau keturunan dalam meningkatkan risiko kondisi ini juga perlu dipahami. Mari kita telaah lebih lanjut keterkaitan antara genetika dan penyakit arteri koroner.

Dr. Budi Santoso, seorang ahli kardiologi di Rumah Sakit Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, dalam sebuah diskusi daring pada Kamis, 8 Mei 2025, menjelaskan bahwa memang ada predisposisi genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit arteri koroner. “Riwayat keluarga dengan penyakit jantung di usia muda merupakan salah satu indikator adanya kemungkinan faktor penyakit genetik. Beberapa gen yang terlibat dalam metabolisme kolesterol, peradangan, dan fungsi pembuluh darah dapat diwariskan dan berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis, yaitu penyempitan arteri akibat penumpukan plak,” terang Dr. Budi.

Lebih lanjut, Dr. Budi mencontohkan beberapa kondisi keturunan spesifik seperti familial hypercholesterolemia, yang menyebabkan kadar kolesterol LDL yang sangat tinggi sejak usia muda dan secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung arteri. Namun, beliau juga menekankan bahwa sebagian besar kasus penyakit arteri koroner bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara faktor keturunan dan gaya hidup.

Sebuah seminar awam tentang kesehatan jantung yang diadakan di Balai Kartini Jakarta pada Sabtu, 10 Mei 2025, menghadirkan Dr. Maya Lestari, seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang fokus pada genetika penyakit kardiovaskular. Dalam presentasinya, Dr. Maya menyampaikan bahwa meskipun ada gen-gen tertentu yang terkait dengan peningkatan risiko, penyakit genetik bukanlah satu-satunya penentu. “Faktor-faktor seperti pola makan tinggi lemak, kurangnya aktivitas fisik, merokok, tekanan darah tinggi, dan diabetes memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan penyakit arteri koroner, bahkan pada individu dengan predisposisi genetik,” jelasnya.

Petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Bapak dr. Fauzi, saat memberikan penyuluhan di sebuah acara кардио в парке (cardio in the park) di kawasan Monas pada Minggu pagi, 11 Mei 2025, menekankan pentingnya modifikasi gaya hidup untuk mencegah penyakit jantung arteri, terlepas dari riwayat keluarga. “Meskipun ada faktor penyakit genetik yang mungkin tidak dapat kita ubah, kita memiliki kendali atas banyak faktor risiko lainnya. Pola makan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, dan mengelola stres adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung,” ujarnya.

Kesimpulannya, meskipun ada komponen genetik yang dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, kondisi ini umumnya tidak dianggap sebagai penyakit genetik tunggal yang pasti diturunkan. Interaksi antara warisan genetik dan faktor gaya hidup memainkan peran yang krusial. Masyarakat Jakarta diimbau untuk tetap fokus pada pencegahan melalui gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga penyakit jantung di usia muda.