Peringatan Dokter sering terjatuh, namun tidak semua insiden tersebut berakhir dengan keseleo biasa. Patah tulang pada anak memiliki ciri yang terkadang kurang jelas, sehingga seringkali diabaikan oleh orang tua. Kondisi ini menuntut kepekaan yang tinggi karena anak belum mampu mendeskripsikan rasa sakitnya secara akurat. Mengabaikan gejala dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengganggu tumbuh kembang tulang.
Salah satu tanda paling jelas dan wajib diwaspadai adalah rasa sakit yang intens dan terus-menerus. Jika anak menangis hebat setelah cedera dan menolak menggunakan atau menumpukan berat badan pada anggota tubuh yang sakit, ini adalah Peringatan Dokter yang harus segera ditanggapi. Rasa sakit yang menetap, bahkan setelah pemberian obat pereda nyeri ringan, mengindikasikan adanya masalah struktural serius pada tulang.
Tanda fisik lainnya yang tak boleh luput dari perhatian adalah pembengkakan dan memar yang terjadi segera atau dalam beberapa jam setelah trauma. Patah tulang seringkali disertai kerusakan pada pembuluh darah di sekitarnya. Pembengkakan hebat, terutama jika diikuti perubahan bentuk atau deformitas pada area yang cedera, adalah Peringatan Dokter keras yang memerlukan evaluasi radiologi segera untuk memastikan diagnosis.
Gerakan terbatas atau kelumpuhan fungsi anggota tubuh yang cedera juga menjadi indikator penting. Anak mungkin tidak dapat menggerakkan jari tangan atau kaki, atau ia mungkin mencoba menyembunyikan anggota tubuhnya yang sakit. Perhatikan jika anak tiba-tiba mengubah cara berjalan atau merangkak. Hal ini menjadi Peringatan Dokter bahwa cedera telah memengaruhi integritas dan fungsi normal tulang atau sendi.
Orang tua juga harus menyadari adanya suara “krek” atau “pop” saat cedera terjadi. Meskipun tidak selalu mengindikasikan patah tulang terbuka, suara ini seringkali menunjukkan rusaknya jaringan atau permukaan tulang. Jika diikuti oleh rasa nyeri yang tajam, ini adalah Peringatan Dokter untuk menganggap cedera tersebut sebagai kondisi darurat dan membutuhkan tindakan cepat.
Penting untuk diingat bahwa patah tulang pada anak sering berupa greenstick fracture, di mana tulang hanya retak sebagian karena masih lentur. Ciri-cirinya mungkin lebih ringan dan menyerupai keseleo. Peringatan Dokter mengenai hal ini adalah agar orang tua tidak hanya berpatokan pada tampilan fisik yang sangat bengkok, sebab retakan halus pun dapat memerlukan imobilisasi yang tepat.
Mengabaikan patah tulang pada anak dapat menyebabkan penyatuan tulang yang tidak benar (malunion), yang berpotensi menyebabkan perbedaan panjang tungkai atau kecacatan fungsional permanen. Keterlambatan penanganan juga dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama jika terdapat luka terbuka. Oleh karena itu, fase emas penanganan cedera tidak boleh terbuang hanya karena asumsi cedera ringan.